Senin, 08/06/2009 10:06 WIB
Pekan lalu, presiden AS Barack Obama mengawali perjalanannya di Timur Tengah di Arab Saudi. Kita semua telah melihat bahwa betapa mesranya para petinggi Saudi dengan AS.
Saat ini Saudi tengah menggembar-gemborkan reformasi di negaranya. Beberapa pengamat Islam memprediksi bahwa diangkatnya Raja Abdullah akan berbeda sama sekali dengan Raja Fahd. Raja Abdullah yang tak pernah mengenyam “pendidikan formal” di luar negeri tadinya diharapkan akan memberikan angin perubahan yang baru yakni lebih pro kepada Islam. Karena sebelumnya, Raja Fahd begitu ketat terhadap segala sesuatu yang berbau perkembangan Islam.
Faktanya, tidak ada bedanya antara kedua raja itu. Malah, di zaman Raja Abdullah sekarang ini, banyak “kemajuan” Arab Saudi yang modern, seperti diangkatnya perempuan sebagai pejabat pemerintahan, dibukanya bioskop, dan adanya acara-acara seperti American Idol.
Salah satu yang dilakukan oleh Raja Abdullah sekarang ini adalah melarang penggunaan kata “reformasi” dari publik. Sebaliknya, Raja Abdullah menggunakan kata “pembangunan”.
Yang juga paling mencolok dalam rejim raja Abdullah adalah dukungan Saudi untuk AS dan begitu pula sebaliknya. Dengan pergantian tampuk kekuasaan kerajaan, sepertinya sekarang AS tidak lagi mempunyai kendala yang berarti dalam menancapkan hegemoninya.
Saat ini ada dua hubungan timbal balik antara pemerintah Saudi dengan AS yaitu Saudi memenuhi semua kebutuhan minyak AS, sebaliknya AS membantu Saudi dalam meredam kekuatan Islam yang muncul dan kemungkinan mengancam keberadaan kekuasaan kerajaan. (sa/imr)
kita ga bisa kaya gitu donk...
BalasHapusPIKIR ITU SEBELUM BICARA
ana tdk stuju dg tulisan ini !!!
nt bisa nya cuma keluarin postingan yg menjelek-jelekan saudi...hadakallah...
coba nt baca disini mudah2an aja dapet hidayah yg buat blog ini.
http://aliabdulrazak.blogspot.com/2010/02/kami-tidak-tinggal-diam-wahai-palestina.html